Informasi atau konten yang dimuat di internet belum tentu benar. Namun nyatanya, sebagian di antara kita masih saja ada yang suka menyebarkan berita yang berasal dari sumber tak tepercaya, yang kebenarannya tak bisa dipertanggungjawabkan.
Sehubungan dengan hal ini, Facebook dan Google sedang mengerahkan upaya untuk memblokir, atau setidaknya meminimalisasi, peredaran artikel dari sumber berita palsu.
Namun sebetulnya, sebagai pengguna pun kita bisa memverifikasi keaslian suatu berita dengan mudah. Proses verifikasi ini tak melulu dengan cara mengecek 'Whois' dari alamat sumber berita atau beberapa cara berbau agak teknis lainnya.
Mengutip tulisan seorang asisten profesor di bidang komunikasi dan media Melissa Zimdars berjudul False, Misleading, Clickbait-y, and/or Satirical "News" Sources, berikut ini 11 langkah untuk memverifikasi sumber berita di internet.
1. Hindari Alamat Situs Berakhiran -lo.
Di luar negeri misalnya ada Newslo, Politicalo, dan Religionlo. Situs web semacam ini biasanya memenggal potongan informasi dari berita akurat, kemudian memolesnya dengan fakta-fakta keliru atau bahkan opini yang menggiring pembacanya.
2. Waspada Terhadap Situs Berakhiran .com.co
Biasanya situs web tersebut merupakan versi palsu dari sumber berita asli. Misalnya,
Liputan6.com adalah sumber berita asli, kemudian ada pihak tak bertanggung jawab membuat situs web beralamat Liputan6.com.co untuk mengelabui pembaca dan pengguna internet.
3. Pastikan Situs Berita Kredibel Melaporkan Berita Tersebut
Biasanya, ada lebih dari satu sumber berita yang seharusnya melaporkan suatu topik atau peristiwa.
4. Nama Domain Aneh
Pada umumnya nama domain aneh memuat berita aneh dan belum tentu benar.
Atribusi Penulis (dan Editor)
5. Atribusi Penulis (dan Editor)
Ketiadaan atribusi penulis kadang kala menandakan bahwa suatu berita patut dicurigai dan perlu diverifikasi kebenarannya. Misalnya, portal berita kredibel seperti
Liputan6.com selalu memuat siapa penulis atau reporter berita itu dan siapa yang mengeditnya, serta memilik laman khusus yang memuat susunan redaksinya.
6. Proses Penyuntingan
Beberapa situs web juga memungkinkan blogger, penulis lepas, atau pemilik akun di situs webnya untuk mengeposkan artikel di bawah bendera merek berita tertentu; Namun, banyak di antara artikel semacam ini tidak melalui proses penyuntingan yang sama layaknya sebuah berita, contohnya BuzzFeed Community Posts, Kinja blogs, Forbes blogs.
7. Tentang Kami
Periksa halaman Tentang Kami (About us) di situs web tersebut, atau cari informasi tentang situs web tersebut di Snopes, Wikipedia, dan lainnya.
Desain Web Buruk
8. Desain Web Buruk dan Huruf Kapital
Coba perhatikan desain halaman situs web tersebut, apakah asal-asalan, norak, aneh, atau buruk? Kemudian lihat, apakah situs web tersebut menggunakan huruf kapital untuk semua huruf di judul beritanya atau di halamannya?
Kedua hal ini merupakan tanda bahwa situs web yang kamu baca harus diverifikasi dan atau dibaca beriringan dengan sumber lain, untuk memverifikasi kebenarannya.
9. Memancing Amarah
Jika berita yang kamu baca di suatu sumber berita betul-betul membuat kamu marah, sebaiknya kamu membaca topik berita itu melalui sumber lain untuk memastikan apakah cerita yang kamu baca, secara tak langsung memang sengaja mencoba untuk membuat kamu marah (dengan informasi yang berpotensi menyesatkan atau palsu), untuk menghasilkan angka shares dan pendapatan iklan yang tinggi.
10. Doxing
Bila situs web yang kamu baca mendorong Anda untuk melakukan doxing (mengumpulkan informasi personal di internet, meliputi nama asli, alias, alamat, nomor telepon, dan lain-lain) terhadap seseorang, sepertinya situs web itu bukan sumber berita yang valid.
11. Baca beberapa sumber
Sangat disarankan untuk membaca beberapa sumber informasi untuk memahami berbagai sudut pandang sebuah berita secara lebih baik.
from Mohammad Khoirul Amin http://ift.tt/2BihJd3
via
IFTTT
0 Comments