Halodunia.net Guncangan gempa yang terjadi di Malunda kabupaten Majene dengan kekuatan 6,2 magnitudo Samapi merusak beberapa bangunan seperti SMK negeri rangas.
Sejumlah bangunan roboh pasca gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Mamuju dan Majene pada Jumat (15/1) dini hari. Salah satu fasilitas pendidikan yang terdampak dan porak-poranda akibat guncangan gempa yang berpusat di Malunda, Kabupaten Majene, yaitu SMK Negeri Rangas.
Sejumlah bangunan di sekolah yang berada di Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, ini roboh dan rata dengan tanah. Perlengkapan sekolah seperti meja, kursi, dan lemari rusak karena tertimpa reruntuhan bangunan. Beberapa perlengkapan lainnya yang masih utuh kini diamankan pihak sekolah.
Kepala SMK Negeri 1 Rangas, Mahmud, mengatakan sebelum sekolah tersebut dirobohkan, ribuan meubelair milik sekolah disimpan di tempat yang aman. Namun, Mahmud mengaku sejumlah perabot sekolah tersebut dijarah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Saya larang karena itu milik sekolah, saya malah mau dikeroyok. Meubelair yang dijarah itu adalah yang masih bisa dipakai kembali yang sudah kami pisahkan,” kata Mahmud, kepada Sulbar Kini, Kamis (28/1/21).
Dia menyebutkan, SMK N 1 Rangas yang berdiri di atas lahan seluas 3,8 hektare termasuk sekolah favorit dengan siswa berjumlah 1.108 orang yang sudah terdaftar di Dapodik. Sekolah ini memiliki sejumlah jurusan sehingga sangat disayangkan jika SMK N 1 Rangas tidak memiliki bangunan yang representatif pascagempa 6,2 magnitudo.
“Kami sudah laporkan ke Kementerian Pendidikan soal kondisi sekolah kami yang sudah roboh akibat gempa. Sekolah ini memiliki ribuan siswa, mau dikemanakan. Kami minta petunjuk dulu sama pemerintah apakah kami buat bangunan darurat atau seperti apa,” ujarnya.
Warga setempat, Adi, menepis jika warga melakukan penjarahan perabot milik sekolah tersebut. Dia mengaku telah meminta izin ke pihak sekolah untuk mengambil meubelair sekolah dari reruntuhan bangunan. Adi beralasan daripada meubelair tersebut rusak terinjak ekskavator yang melakukan pembersihan reruntuhan, maka warga sekitar memutuskan untuk mengambilnya.
“Memang awalnya kepala sekolah melarang. Tapi masyarakat meminta dari pada rusak terinjak ekskavator, mending diambil untuk dimanfaatkan karena masih banyak yang utuh,” ucapnya.
Anggota Korem 142 Tatag Mamuju, Zulfazri, mengatakan pihaknya sudah lima hari berjaga di reruntuhan SMK N 1 Rangas untuk mengantisipasi adanya penjarahan yang dilakukan warga setempat.
Menurut dia, beberapa warga yang mencari puing-puing sisa reruntuhan sudah seizin pihak sekolah asalkan tidak mengambil barang-barang yang sudah diamankan.
“Memang warga sudah diizinkan untuk mengambil sisa-sisa bangunan seperti besi, balok, aluminium, dan atap sekolah,” tandasnya
The post Guncangan Gempa Dengan Kekuatan 6,2 MagnitudoTerjadi di Kabupaten Majene first appeared on Halo Dunia.
0 Comments