Ad Code

Responsive Advertisement

Cerita Jendral Tito Tolak 3 Kampus Bergengsi dan Pilih Jadi Polisi http://ift.tt/2jSSDOt


Presiden Joko Widodo memilih Komisaris Jenderal Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kapolri. Nama tersebut sudah dikirimkan ke DPR untuk kemudian diuji di Senayan. 

Perjalan karier jenderal bintang tiga ini cukup mulus. Sejak SD sampai SMA, Tito memang kerap meraih peringkat kelas. Sejak mengenyam pendidikan sekolah dasar di Xaverius 4 Palembang, dia tidak pernah lepas dari rangking tiga besar. Mulai duduk di SMP Xaverius 2 Palembang, nilai rapornya terus meroket dan selalu meraih ranking satu. Nilai ini berlanjut ke jenjang SMA Negeri 2 Palembang.

Selepas SMA, Tito anak kedua dari enam bersaudara ini mendaftar ke berbagai perguruan tinggi negeri bergengsi. Di Palembang, dia mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, di UGM ke Fakultas Hubungan Internasional, STAN, dan terakhir Akademi Kepolisian.

"Semuanya diterima, tapi dia lebih memilih Akpol karena untuk meringankan beban orangtua, kan tidak harus bayar uang lagi di sekolah kedinasan. Mendaftarnya pun gratis," kata Iwan Dakota, adik kandung Tito Karnavian, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (16/6/2016).

Iwan yang saat ini bergelar doktor dan menjabat direktur medik di Rumah Sakit Harapan Kita mengatakan, orangtua mereka saat itu hidup berkecukupan. Ayah mereka, Achmad Saleh, adalah seorang wartawan harian lokal di Sumatera Selatan. Sementara ibu mereka bekerja sebagai bidan.

"Orangtua kami tidak pernah bekali kami duit, tapi pendidikan," kata Iwan.

Iwan yang merupakan anak ketiga ini mengatakan, sejak masuk Taruna Pertama Akpol, Tito mulai unjuk gigi. Di antara berbagai angkatan di Akademi Militer (AL, AD, dan AU), Tito menempati peringkat 1. Rupanya prestasi tersebut dia pertahankan sampai lulus Akademi Kepolisian di tahun 1986 dan meraih Adhy Makayasa atau lulusan Akpol terbaik 1987.

Komjen Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) dipilih Presiden Joko Widodo untuk memimpin Polri, menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang akan pensiun Juli nanti.
Sebelum menjadi Kepala BNPT, Tito Karnavian beberapa kali menjabat posisi strategis seperti Asrena Kapolri, Kapolda Metro Jaya, Kapolda Papua, dan Kepala Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror. Beberapa kasus besar dia ungkap dan menjadikan kariernya moncer dan cepat.


from Mohammad Khoirul Amin http://ift.tt/2jSSDOt
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu