Ad Code

Responsive Advertisement

Tips Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Hindari Aksi Jambret

leonardPolrestabes Surabaya, 24/07/17 : Pelaku kejahatan memilih beraksi di jalan yang kondisi lalu lintasnya lancar dan jarang kendaraan. Jalan ini dipilih untuk memudahkan pelaku melarikan diri. Tetapi kadang pelaku juga beraksi di jalan yang kondisi lalu lintasnya padat. Pelaku yang beraksi di jalan yang lalu lintasnya padat biasanya melibatkan beberapa tersangka.

Selain ada pelaku yang berperan sebagai eksekutor, juga ada pelaku lain di belakangnya. Pelaku ini berperan menghalau pengendara lain yang berusaha mengejar eksekutor.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Leonard M Sinambela mengakui, beberapa ruas jalan sering terjadi penjambretan. Tapi bukan berarti pelaku memfavoritkan lokasi untuk menjalankan aksinya. Biasanya pelaku keliling atau mobile untuk mencari sasaran. “Setelah menemukan sasaran, mereka langsung beraksi,” terangnya, Sabtu (22/7).

Dalam beberapa kasus, korban langsung mengejar penjambret. Padahal upaya pengejaran ini sangat beresiko bagi korban. Korban akan langsung panik setelah barang miliknya berpindah tangan. Pengendara yang panik tidak akan bisa konsentrasi mengemudikan kendaraannya.

Seperti kejadian yang menimpa cewek kembar, Andiana dan Andiani yang menjadi korban curas pada Selasa malam (18/7). Handphone yang ditaruh di dashboard motor dirampas oleh jambret yang diduga naik motor vario.

Dari situ, korban memutuskan untuk mengejar pelaku. Namun sesampainya di depan kantor Kecamatan Pakal, pelaku menendang motor korban hingga tersukur. Nahas, saat terjatuh ada mobil Honda Brio yang datang dari arah berlawanan.

Akibatnya, dua cewek kembar asal Pengalangan, Menganti, Gresik itu mengalami luka parah di bagian kaki dan harus dioperasi di RSUD dr. Soetomo.

Leonard mengatakan, seperti kejadian yang menimpa Andiana dan Andiani itu bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Dia berharap, misalkan ada lagi kejadian seperti itu, janganlah korban langsung mengejar penjambret setelah barang berharganya berpindah tangan.

Korban harus menenangkan diri dulu untuk menentukan sikap yang akan diambil. Bila sudah merasa tenang, baru korban bisa mengambil sikap. “Kalau sudah tenang, korban juga bisa lapor ke pos atau kantor polisi terdekat,” tutur alumnus Akpol 2000 itu.

Menurutnya, pemicu utama penjambretan adalah teledornya korban membawa barang berharga. Barang berharga tersebut ditaruh di tempat yang mudah terlihat, seperti di dashboard motor, tas pinggang, tas selempang, dan sebagainya.

“Sebaiknya barang berharga itu ditaruh di tempat tersembunyi, seperti di balik jaket,” pungkasnya.***Day



from SurabayaRaya http://ift.tt/2uqNaQ2
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu